Jumat, 21 Agustus 2015

agama kelas x semester 1



A.   Al quran surat al an'am: 162-163 tentang prinsip hidup muslim

1.    Bacalah dengan fasih sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

     
2.    Penjelasan berdasarkan ilmu tajwid

No.
Bacaan
Hukum Bacaan
Sebab
1
إ نّ
Ghunnah

Karena نّ
2

صــلا تـــى


Mad thobii

Karena fathah dfiatas hrf لا mati dan kasrah dibawa hrf ت menghadap ي
3
مــســلمـون
Mad aridl

Dhommah pd hrf ل menghadapi و dan huruf   ن diwaqafkan

3.    Menyalin dengan benar
Salinlah QS. Al an'am: 162-163 dengan rapi, jelas, dan benar. Perhatikan setiap huruf kemudian berlatih menyambung huruf ke bentuk kata dan kalimat dengan mengikuti kaidah
penulisan bahasa Arab.

4.    Mengartikan

a.    Terjemah harfiah

Katakanlah
= قــل

Semesta alam
=  الــعــلــمـــيـــن
Sesungguhnya
= إ نّ

Tiada/tidak ada sekutu
=لا شـــريـــك
Shalatku
=    صـــلا تـــى
Demikian itulah
=وبــــذا لـــك

Ibadahku
=ونـــســـكــى
Aku diperintahkan
= أمـــرت
Hidupku
=ومــحــيـاي
Aku
= انـا

Matiku
=ومــمــتــى
Yang pertama
=   أ وّل

Hanya untuk Allah SWT
=لله
Menyerahkan diri
=  الــعــلــمـــيـــن
Tuhan

= ربّ



b.    Terjemah ayat

"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

5.    Kandungan isi QS. Al an'am: 162-163

a.    Ayat ini menjeelaskan bahwa untuk menunjukkan komitmen seorang muslim haruslah memurnikan dari segala kemusyrikan dalam mengabdi kepada Allah SWT, perjuangan hidup dan matinya seorang beriman hanya untuk Allah SWT semata
b.    Pemahaman hanya mengabdi kepada-Nya perlu dipertegas, mengingat melemahnya orientasi amal ibadah manusia cebderung menyimpang dari tujuan penghambaan, dibuktikan adanya budaya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), menjadi hamba materi, dan diperbudak oleh dunia serta gejala materialisme dengan "anak cucunya" yaitu hedonisme dan permisivisme, potong kompas, dan aji mumpung
c.    Adanya penyimpangan dalam mengabdi kepada Allah SWT, maka bentuk pengabdiansudah tidak murni lagi. Beberapa contoh: berdoa kepada selain Allah, dengan mendatangi kuburan yang dianggap keramat untuk minta jodoh, atau mempercayai adanya benda-benda keramat, dan lain sebagainya. Dalam Islam bentuk penyimpangan pengabdian disebut "syirik". Padahal syirik merupakan dosa besar yang tidak terampuni (QS. Annisa': 48)
d.    Sebab-sebab terjadinya penyimpangan pengabdian kepada selain Allah SWT:
1). Adanya sikap riya, sehingga orang beribadah tidak lagi hanya untuk Allah tapi dalam rangka mencari popularitas atau adanya pamrih atau karena adanya perasaan malu dan takut (QS. Al maun: 1-7)
2). Salah dalam niat, perjuangan terkadang tidak dilandasi niat karena Allah SWT, tetapi diiringi kepentingan lain yang sangat pribadi dan berjangka pendek. Namun diberi label agama
3). Tidak memasrahkan hidupnya hanya untuk Allah SWT, sehingga hidupnya hanya digantungkan atas ikhtiar lahir saja (duniawi semata) (QS. Al baqarah: 200)
4). Semakin kuatnya pengaruh alat komunikasi dan teknologi informasi yang mengandung "pendangkalan aqidah" sehingga menyebabkan makin melemahnya sikap kepasrahan dan konsep jihad menjadi lentur. Sehingga orang takut untuk mati, seolah-olah mati itu bukan kepastian hukum Allah SWT bagi segenap makhluk yang bernyawa. (QS. Ali Imran: 185, al anbiya': 35, al ankabut: 57). Tapi bagi orang yang memasrahkan hidupnya hanya untuk Allah SWT semata, kematian adalah sesuatu yag tidak dapat ditangguhkan. (QS. Al munafiqun: 11).

6.    Perilaku yang mencerminkan QS. Al an'am: 162-163.
a.    Seimbang dalam menggapai cita-cita, mengejar harapan dan menjalankan hidup, yaitu: jasmani dan rohani, dunia dan akhirat, keinginan dan kemampuan, serta realita dan mimpi
b.    Menyertakan segala yang dilakukan harus sejalan dengan aturan Allah SWT, serta peduli terhadap etika dan moralitas kemasyarakatan
c.    Memegang teguh janji dengan Allah SWT, sesama manusia dan diri pribadi. Selanjutnya, menjauhi sifat kemunafikan, tidak satunya kata dengan perbuatan, serta sikap hidup berkepribadian ganda (split personal)
d.    Sekuat tenaga memegang prinsip hidup (sejalan denga aturan Islam), meski rintangan hidup banyak menghadang
e.    Tidak menjadikan setiap janji dan ikrar hanya sebatas bibir, tidak menghujam ke dalam lubuk hati dan menjadi sekedar formalitas
f.     Bertauhid yang benar, yaitu bukan hanya beriman bahwa Allah itu Esa, namun Esa juga dalam mengabdi dan mengambil pedoman hidup.

B.   Al quran surat al bayyinah: 5 tentang keharusan berlaku ikhlas.

1.    Bacalah denga fasih sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
2.    Penjelasan berdasarkan ilmu tajwid.

No.
Bacaan
Hukum bacaan
Sebab
1
ومآأمــرآ
Mad jaiz munfasil

Fathah diatas hrf م  menghadapi ا  mati
2
صــلا تـــى
Mad thobii

Karena fathah dfiatas hrf لا mati dan kasrah dibawa hrf ت menghadap ي
3
الله
Mad badal

Karena sebelumnya bertanda saksi kasrah dan fathah tegak
4
حــــنـــفــآء
Mad wajib muttasil

Huruf mad menghadapi hrf ء dalam satu kata

3.    Menyalin dengan benar

Salinlah QS. Al bayyinah: 5 denga rapi, jelas dan benar. Perhatikan setiap huruf kemudian berlatih menyambung huruf ke bentuk kata dan kalimat dengan mengikuti kaidah penulisan bahasa Arab.

4.    Mengartikan

a.    Terjemah harfiah

Tiadalah

= ومـآ
Mereka menegakkan
=ويـــقــيـــمــوان
Mereka diperintahkan
= أمـــروآ
Shalat
= ا لصّـــلـوة
Kecuali

=  إلاّ
Menunaikan
=  ويـــؤتــوا
   
Mengabdi kepada Allah
=لــيـعــبــد الله
Zakat / /shadaqah
=  ا لزّكــوة

Demikian (itu)

=وذ لـك
Yang lurus/ benar
=ا لقــيّـــمـــة
Agama

= ا لــدّيــن



a.        Terjemah ayat

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus"

b.        Kandungan isi QS. Al bayyinah: 5.

1.        Ayat ini menjelaskan bahwasanya manusia diperintahkan untuk mengabdi hanya kepada Allah SWt semata. Di antara cara mengabdi kepada Allah SWT adalah dengan mendirikan shalat sebagai wujud hablumminallah dan mengeluarkan zakat sebagai wujud hablumminannas, yang semua itu dilakukan dengan ketukusan hati tanpa ada rasa pamrih
2.        Semua rasul yang diutus Allah SWT, mengajak umatnya untuk mengabdi hanya kepada Allah SWT, termasuk Nabi Isa AS (QS. Al maidah: 117), walaupun pengikutnya saat ini menganut faham trinitas (QS. Attaubah: 31). Begitu pun rasul yang lain seperti nabi Nuh As (QS. Al a'raf: 59 dan al mu'minun: 23), nabi Shaleh As (QS. Al a'raf: 31 dan Hud: 61), nabi Ibrahim As (QS. Al ankabut: 16-17) dan nabi Ya'kub As yang memberi nasihat kepada anak-anaknya (QS. Al baqarah: 133)
3.        Berdasarkan QS. Annisa': 117, orang yang mengabdi kepada selain Allah berarti sudah mengabdi kepada setan, padahal setan merupakan musuh bagi manusia (QS. Al baqarah: 168). Orang yang mengabdi kepada selain Allah SWT, maka balasanya adalah neraka jahanam (QS. Al anbiya': 98), juga di akhirat kelak akan ditanya tentang sesembahan-sesembahan yang dijadikan sekutu Allah ketika hidup di dunia (QS. Al an'am: 22, al a'raf: 37)
4.        Seorang yang berhasil menempuh kehidupan ikhlas, diperoleh manfaat sebagai berikut:
a.             Terhindar dari godaan setan (QS. Shad: 83 dan al hijr: 39-40)
b.                  Terhindar dari penyakit hati, seperti khianat, iri dan semacamnya sekaligus mampu menyingkirkan ragam perilaku tercela
c.                   Mendapat pertolongan sewaktu menghadapi kesusahan dan kesulitan sebagaimana sabda rasulullah SAW
 d  Kehidupan akan dijalaninya dengan penuh optimisme, perasaan tenteram dan aman, serta jauh dari sikap pesimisme.

5.        Perilaku yang mencerminkan QS. Al bayyinah: 5.
a.    Menjadikan segala aktifitas dan amaliah hanya untuk Allah semata (lillahi taala) yang pada akhirnya memperoleh ridho-Nya
b.    Meneghindari sikap riya', hasud, pamer dan ada unsur pamrih (termasuk penyakit hati yang lain)
c.    Sikap ikhlas menjadikan segala beban menjadi ringan, tidak cepat berputus asa, serta selalu bersikap optimisme
d.    Memantul dalam sikap yang dimunculkan berupa perilaku yang benar, menyenangkan orang, dan menenteramkan. Sebaliknya, menghindari hidup menjadi benan orang lain, sering membuat keonaran, bahkan tanpa pernah sepi dari masalah (semestinya menjadi solusi, bukan menjadi masalah)
e.    Kehidupan dijalani dengan penuh harapan, jauh dari penyakit stres, stroke, dan beberapa penyakit orang modern. Pencapaian ini dilandasi, karena ia memiliki standar hidup yang kokoh, kuat dan stabil (agama), bukan aturan yang labil dan berubah-ubah (aturan manusia).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar