A. Al quran surat al an'am: 162-163
tentang prinsip hidup muslim
1. Bacalah
dengan fasih sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

2. Penjelasan
berdasarkan ilmu tajwid
No.
|
Bacaan
|
Hukum Bacaan
|
Sebab
|
1
|
إ نّ
|
Ghunnah
|
Karena نّ
|
2
|
صــلا تـــى
|
Mad
thobii
|
Karena fathah dfiatas hrf لا mati dan
kasrah dibawa hrf ت menghadap ي
|
3
|
مــســلمـون
|
Mad
aridl
|
Dhommah
pd hrf ل
menghadapi و dan huruf ن diwaqafkan
|
3. Menyalin
dengan benar
Salinlah QS. Al an'am: 162-163 dengan rapi, jelas, dan
benar. Perhatikan setiap huruf kemudian berlatih menyambung huruf ke bentuk
kata dan kalimat dengan mengikuti kaidah
penulisan bahasa Arab.
4. Mengartikan
a. Terjemah harfiah
Katakanlah
|
= قــل
|
Semesta
alam
|
= الــعــلــمـــيـــن
|
Sesungguhnya
|
= إ نّ
|
Tiada/tidak
ada sekutu
|
=لا شـــريـــك
|
Shalatku
|
= صـــلا تـــى
|
Demikian
itulah
|
=وبــــذا لـــك
|
Ibadahku
|
=ونـــســـكــى
|
Aku
diperintahkan
|
= أمـــرت
|
Hidupku
|
=ومــحــيـاي
|
Aku
|
= انـا
|
Matiku
|
=ومــمــتــى
|
Yang
pertama
|
= أ وّل
|
Hanya
untuk Allah SWT
|
=لله
|
Menyerahkan
diri
|
= الــعــلــمـــيـــن
|
Tuhan
|
= ربّ
|
|
|
b. Terjemah ayat
"Katakanlah:
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada
Allah)".
5. Kandungan
isi QS. Al an'am: 162-163
a. Ayat
ini menjeelaskan bahwa untuk menunjukkan komitmen seorang muslim haruslah
memurnikan dari segala kemusyrikan dalam mengabdi kepada Allah SWT, perjuangan
hidup dan matinya seorang beriman hanya untuk Allah SWT semata
b. Pemahaman
hanya mengabdi kepada-Nya perlu dipertegas, mengingat melemahnya orientasi amal
ibadah manusia cebderung menyimpang dari tujuan penghambaan, dibuktikan adanya
budaya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), menjadi hamba materi, dan
diperbudak oleh dunia serta gejala materialisme dengan "anak cucunya"
yaitu hedonisme dan permisivisme, potong kompas, dan aji mumpung
c. Adanya
penyimpangan dalam mengabdi kepada Allah SWT, maka bentuk pengabdiansudah tidak
murni lagi. Beberapa contoh: berdoa kepada selain Allah, dengan mendatangi
kuburan yang dianggap keramat untuk minta jodoh, atau mempercayai adanya
benda-benda keramat, dan lain sebagainya. Dalam Islam bentuk penyimpangan
pengabdian disebut "syirik". Padahal syirik merupakan dosa besar yang
tidak terampuni (QS. Annisa': 48)
d. Sebab-sebab
terjadinya penyimpangan pengabdian kepada selain Allah SWT:
1).
Adanya sikap riya, sehingga orang beribadah tidak lagi hanya untuk Allah tapi
dalam rangka mencari popularitas atau adanya pamrih atau karena adanya perasaan
malu dan takut (QS. Al maun: 1-7)
2).
Salah dalam niat, perjuangan terkadang tidak dilandasi niat karena Allah SWT,
tetapi diiringi kepentingan lain yang sangat pribadi dan berjangka pendek.
Namun diberi label agama
3).
Tidak memasrahkan hidupnya hanya untuk Allah SWT, sehingga hidupnya hanya
digantungkan atas ikhtiar lahir saja (duniawi semata) (QS. Al baqarah: 200)
4).
Semakin kuatnya pengaruh alat komunikasi dan teknologi informasi yang
mengandung "pendangkalan aqidah" sehingga menyebabkan makin
melemahnya sikap kepasrahan dan konsep jihad menjadi lentur. Sehingga orang
takut untuk mati, seolah-olah mati itu bukan kepastian hukum Allah SWT bagi
segenap makhluk yang bernyawa. (QS. Ali Imran: 185, al anbiya': 35, al ankabut:
57). Tapi bagi orang yang memasrahkan hidupnya hanya untuk Allah SWT semata,
kematian adalah sesuatu yag tidak dapat ditangguhkan. (QS. Al munafiqun: 11).
6. Perilaku
yang mencerminkan QS. Al an'am: 162-163.
a. Seimbang
dalam menggapai cita-cita, mengejar harapan dan menjalankan hidup, yaitu:
jasmani dan rohani, dunia dan akhirat, keinginan dan kemampuan, serta realita
dan mimpi
b. Menyertakan
segala yang dilakukan harus sejalan dengan aturan Allah SWT, serta peduli
terhadap etika dan moralitas kemasyarakatan
c. Memegang
teguh janji dengan Allah SWT, sesama manusia dan diri pribadi. Selanjutnya,
menjauhi sifat kemunafikan, tidak satunya kata dengan perbuatan, serta sikap
hidup berkepribadian ganda (split personal)
d. Sekuat
tenaga memegang prinsip hidup (sejalan denga aturan Islam), meski rintangan
hidup banyak menghadang
e. Tidak
menjadikan setiap janji dan ikrar hanya sebatas bibir, tidak menghujam ke dalam
lubuk hati dan menjadi sekedar formalitas
f. Bertauhid
yang benar, yaitu bukan hanya beriman bahwa Allah itu Esa, namun Esa juga dalam
mengabdi dan mengambil pedoman hidup.
B. Al quran surat al bayyinah: 5
tentang keharusan berlaku ikhlas.
1. Bacalah
denga fasih sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

2. Penjelasan
berdasarkan ilmu tajwid.
No.
|
Bacaan
|
Hukum bacaan
|
Sebab
|
1
|
ومآأمــرآ
|
Mad jaiz munfasil
|
Fathah diatas hrf م menghadapi ا mati
|
2
|
صــلا تـــى
|
Mad thobii
|
Karena fathah dfiatas hrf لا mati dan
kasrah dibawa hrf ت menghadap ي
|
3
|
الله
|
Mad badal
|
Karena sebelumnya bertanda saksi
kasrah dan fathah tegak
|
4
|
حــــنـــفــآء
|
Mad wajib muttasil
|
Huruf
mad menghadapi hrf ء dalam satu kata
|
3. Menyalin
dengan benar
Salinlah
QS. Al bayyinah: 5 denga rapi, jelas dan benar. Perhatikan setiap huruf
kemudian berlatih menyambung huruf ke bentuk kata dan kalimat dengan mengikuti
kaidah penulisan bahasa Arab.
4. Mengartikan
a. Terjemah harfiah
Tiadalah
|
= ومـآ
|
Mereka
menegakkan
|
=ويـــقــيـــمــوان
|
Mereka
diperintahkan
|
= أمـــروآ
|
Shalat
|
= ا لصّـــلـوة
|
Kecuali
|
= إلاّ
|
Menunaikan
|
= ويـــؤتــوا
|
Mengabdi
kepada Allah
|
=لــيـعــبــد الله
|
Zakat /
/shadaqah
|
= ا لزّكــوة
|
Demikian
(itu)
|
=وذ لـك
|
Yang
lurus/ benar
|
=ا لقــيّـــمـــة
|
Agama
|
= ا لــدّيــن
|
|
|
a.
Terjemah ayat
"Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus"
b.
Kandungan isi QS. Al
bayyinah: 5.
1.
Ayat ini menjelaskan bahwasanya
manusia diperintahkan untuk mengabdi hanya kepada Allah SWt semata. Di antara
cara mengabdi kepada Allah SWT adalah dengan mendirikan shalat sebagai wujud
hablumminallah dan mengeluarkan zakat sebagai wujud hablumminannas, yang semua
itu dilakukan dengan ketukusan hati tanpa ada rasa pamrih
2.
Semua rasul yang diutus Allah
SWT, mengajak umatnya untuk mengabdi hanya kepada Allah SWT, termasuk Nabi Isa
AS (QS. Al maidah: 117), walaupun pengikutnya saat ini menganut faham trinitas
(QS. Attaubah: 31). Begitu pun rasul yang lain seperti nabi Nuh As (QS. Al
a'raf: 59 dan al mu'minun: 23), nabi Shaleh As (QS. Al a'raf: 31 dan Hud: 61),
nabi Ibrahim As (QS. Al ankabut: 16-17) dan nabi Ya'kub As yang memberi nasihat
kepada anak-anaknya (QS. Al baqarah: 133)
3.
Berdasarkan QS. Annisa': 117,
orang yang mengabdi kepada selain Allah berarti sudah mengabdi kepada setan,
padahal setan merupakan musuh bagi manusia (QS. Al baqarah: 168). Orang yang
mengabdi kepada selain Allah SWT, maka balasanya adalah neraka jahanam (QS. Al
anbiya': 98), juga di akhirat kelak akan ditanya tentang sesembahan-sesembahan
yang dijadikan sekutu Allah ketika hidup di dunia (QS. Al an'am: 22, al a'raf:
37)
4.
Seorang yang berhasil menempuh
kehidupan ikhlas, diperoleh manfaat sebagai berikut:
a.
Terhindar dari godaan setan (QS.
Shad: 83 dan al hijr: 39-40)
b.
Terhindar dari penyakit hati, seperti
khianat, iri dan semacamnya sekaligus mampu menyingkirkan ragam perilaku
tercela
c.
Mendapat pertolongan sewaktu menghadapi
kesusahan dan kesulitan sebagaimana sabda rasulullah SAW
d Kehidupan akan dijalaninya dengan penuh
optimisme, perasaan tenteram dan aman, serta jauh dari sikap pesimisme.
5.
Perilaku yang mencerminkan QS. Al
bayyinah: 5.
a. Menjadikan
segala aktifitas dan amaliah hanya untuk Allah semata (lillahi taala) yang pada
akhirnya memperoleh ridho-Nya
b. Meneghindari
sikap riya', hasud, pamer dan ada unsur pamrih (termasuk penyakit hati yang
lain)
c. Sikap
ikhlas menjadikan segala beban menjadi ringan, tidak cepat berputus asa, serta
selalu bersikap optimisme
d. Memantul
dalam sikap yang dimunculkan berupa perilaku yang benar, menyenangkan orang,
dan menenteramkan. Sebaliknya, menghindari hidup menjadi benan orang lain,
sering membuat keonaran, bahkan tanpa pernah sepi dari masalah (semestinya
menjadi solusi, bukan menjadi masalah)
e. Kehidupan
dijalani dengan penuh harapan, jauh dari penyakit stres, stroke, dan beberapa
penyakit orang modern. Pencapaian ini dilandasi, karena ia memiliki standar hidup
yang kokoh, kuat dan stabil (agama), bukan aturan yang labil dan berubah-ubah
(aturan manusia).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar